AI MUSIK MELEDAK DI INDONESIA: REVOLUSI ATAU ANCAMAN BUAT MUSISI?
AI sekarang bukan cuma dipakai buat desain atau tulisan, tapi juga udah masuk ke industri musik. Dari produksi lagu otomatis, AI-generated vocals, sampai AI cover yang viral di TikTok, teknologi ini mulai bikin perdebatan besar di kalangan musisi dan industri rekaman.
Tapi, pertanyaannya: Apakah ini bakal jadi revolusi yang bantu musisi Indonesia berkembang? Atau justru ancaman yang bisa bikin profesi musisi tergeser?
AI MUSIK DI INDONESIA: TREN ATAU MASALAH?
Di luar negeri, AI-generated music udah jadi fenomena besar. Contoh paling terkenal adalah lagu AI Drake dan The Weeknd yang sempat viral di TikTok sebelum akhirnya dihapus karena masalah hak cipta (BBC News).
Tapi di Indonesia, tren ini juga mulai terasa. Beberapa kasus nyata:
1. AI Cover Penyanyi Legendaris Indonesia
Di TikTok dan YouTube, makin banyak yang bikin cover AI dari suara artis legendaris, seperti:
Nike Ardilla AI Cover – Banyak lagu baru yang dibuat seolah-olah dinyanyikan oleh Nike Ardilla menggunakan AI.
Didi Kempot AI Remix – Suara Didi Kempot digunakan AI untuk menyanyikan lagu-lagu yang bukan aslinya.
Glenn Fredly AI Cover – Versi AI dari suara Glenn Fredly juga mulai muncul di beberapa platform.
Masalahnya, apakah ini legal? Tanpa izin dari keluarga atau label yang punya hak cipta, ini bisa dianggap pelanggaran hukum.
2. Lagu AI di Musik Koplo dan Remix DJ
Di komunitas DJ dan produser musik lokal, AI mulai dipakai buat:
Membuat beat koplo otomatis yang bisa dipakai buat remix lagu-lagu populer.
Mixing dan mastering instan tanpa perlu alat mahal.
Beberapa DJ TikTok udah pakai AI buat nge-generate suara khas dangdut koplo atau remix EDM secara otomatis. Tapi ini juga menimbulkan pertanyaan: apakah ini bisa menggantikan produser dan DJ beneran?
3. Musisi Indie Gunakan AI buat Produksi Musik
Buat musisi indie yang gak punya modal besar buat rekaman, AI bisa jadi penyelamat. Beberapa yang mulai pakai AI:
Menggunakan AI buat bikin draft lagu atau lirik otomatis.
Menggunakan AI buat mastering lagu tanpa perlu ke studio mahal.
Salah satu contoh yang menarik adalah Suno AI (suno.com), yang memungkinkan siapa saja bikin lagu tanpa alat musik atau studio rekaman.
BISA GAK MUSIK AI DIDISTRIBUSIKAN DI INDONESIA?
Ini pertanyaan besar, karena regulasi soal musik AI masih berkembang. Saat ini, beberapa platform besar udah mulai ambil sikap:
Spotify & Apple Music → Masih abu-abu. Beberapa lagu AI lolos, tapi kalau terdeteksi sebagai “spam” atau meniru artis tanpa izin, bisa dihapus (Rolling Stone).
YouTube & TikTok Music → YouTube udah mulai menandai konten yang menggunakan AI dan bisa nge-take down kalau dianggap melanggar hak cipta (YouTube Policy).
JOOX & Langit Musik → Belum ada regulasi spesifik, tapi kemungkinan besar akan mengikuti kebijakan global.
Buat yang mau daftar musik ke distributor, pastikan ada campur tangan manusia dalam proses produksinya dan jangan pakai suara AI yang meniru artis tanpa izin.
HUKUM INDONESIA: APA MUSIK AI ITU LEGAL?
Di Indonesia, musik AI belum punya regulasi khusus, tapi ada beberapa aturan yang bisa jadi pertimbangan:
1. UU Hak Cipta No. 28 Tahun 2014
Semua karya musik dilindungi hak cipta, termasuk hasil dari AI.
Kalau musik AI meniru suara artis yang udah ada tanpa izin, ini bisa dianggap pelanggaran hak cipta.
Hak cipta di Indonesia berlaku seumur hidup pencipta + 70 tahun setelah pencipta meninggal.
Contoh Kasus: AI Cover Glenn FredlyKeluarga Glenn Fredly bisa menuntut siapa pun yang menggunakan suara AI Glenn tanpa izin karena suaranya masuk dalam hak moral dan ekonomi.
2. UU ITE & Perlindungan Data
Kalau AI digunakan buat meniru suara seseorang tanpa izin, itu bisa masuk ranah pencemaran nama baik atau penyalahgunaan identitas digital.
Hal ini bisa kena Pasal 27 ayat (3) UU ITE tentang pencemaran nama baik atau Pasal 35 tentang pemalsuan informasi digital.
3. Kebijakan Label & Publisher
Label besar seperti Musica Studio, GP Records, atau Aquarius Musikindo bisa menolak musik AI yang dianggap gak orisinal.
Beberapa label mungkin mulai memasukkan klausul tentang AI dalam kontrak artisnya untuk mencegah pelanggaran hak cipta.
AI MUSIK: REVOLUSI ATAU ANCAMAN?
AI di musik Indonesia udah bukan teori lagi—ini realitas yang makin berkembang. Musisi, label, dan distributor harus cepat beradaptasi biar gak ketinggalan zaman, tapi tetap harus menjaga etika dan hukum yang berlaku.
Buat yang mau mulai eksplorasi AI di musik, pastikan tetap menghormati hak cipta, gunakan AI sebagai alat bantu, dan jangan lupakan unsur kreativitas manusia.
Pendapat Pakar:“AI bisa jadi alat bantu luar biasa untuk musisi, tapi kalau dipakai tanpa aturan, ini bisa merugikan banyak pihak.” – Erwin Gutawa, Komposer Indonesia (Kompas).
Jadi, AI bakal bantu musisi Indonesia berkembang atau justru bikin industri musik kehilangan sentuhan manusianya? Bagikan pendapatmu!
Comments