Mengapa Lagu Lawas Kembali Viral? Psikologi di Balik Tren Nostalgia di Sosial Media”
Fenomena yang Mendunia Pernahkah Anda menemukan lagu lawas yang tiba-tiba kembali populer di TikTok atau Instagram? Dari lagu “Running Up That Hill” oleh Kate Bush hingga “Goyang Dombret” yang kembali muncul di tren lokal, fenomena ini bukanlah kebetulan. Lagu-lagu lawas, yang mungkin dulu hanya dikenal di kalangan terbatas, kini mendapatkan panggung baru berkat kekuatan nostalgia dan algoritma media sosial.

Nostalgia: Emosi yang Menggerakkan Generasi Nostalgia adalah emosi yang membawa seseorang kembali ke masa lalu, seringkali ke momen-momen yang menyenangkan atau berarti. Dalam psikologi, nostalgia terbukti meningkatkan suasana hati, menciptakan rasa koneksi sosial, dan memberikan makna hidup. Hal ini menjadi alasan mengapa konten nostalgia sering kali mendapat respons emosional yang kuat dari audiens.
Studi menunjukkan bahwa ketika mendengar lagu yang akrab dari masa lalu, otak kita mengaktifkan area yang terkait dengan kenangan dan emosi. Ini menjelaskan mengapa generasi milenial yang tumbuh besar dengan MTV atau generasi Z yang mendengar lagu-lagu orang tua mereka dapat merasa terhubung dengan musik tertentu.
Algoritma Media Sosial: Mesin Nostalgia Media sosial seperti TikTok dan Instagram memanfaatkan nostalgia sebagai alat untuk meningkatkan keterlibatan. Algoritma mereka dirancang untuk mendeteksi pola-pola yang memicu emosi, termasuk nostalgia. Berikut adalah beberapa cara algoritma bekerja:
Tren Audio: Lagu-lagu lawas yang digunakan dalam video viral sering kali masuk ke dalam daftar tren, memperluas jangkauan audiensnya.
Rekomendasi Berbasis Minat: Algoritma mengenali preferensi pengguna dan merekomendasikan konten serupa, memperkuat siklus keterlibatan.
Penggunaan Ulang Konten: Kreator sering kali menggunakan lagu lawas untuk membuat ulang tren atau tantangan, memperpanjang siklus hidup lagu tersebut.
Kasus Lokal: Lagu Lawas Indonesia di Panggung Dunia Di Indonesia, fenomena ini juga terasa. Lagu seperti “Bento” oleh Iwan Fals atau “Sewu Kutho” oleh Didi Kempot sering kali digunakan dalam video-video kreatif di media sosial. Faktor lokal seperti kedekatan budaya dan nostalgia kolektif memperkuat daya tarik lagu-lagu ini.
Fakta Menarik: Sejarah Lagu yang Kembali Viral
Kate Bush - “Running Up That Hill”: Lagu ini kembali viral setelah digunakan dalam serial Stranger Things. Peningkatan popularitasnya menunjukkan bagaimana budaya pop dapat menghidupkan kembali karya seni lama.
Fleetwood Mac - “Dreams”: Viral berkat video seorang pria yang meminum jus cranberry sambil bermain skateboard, menunjukkan kekuatan video sederhana yang relatable.
Didi Kempot - “Cidro”: Lagu ini kembali diminati oleh generasi muda, sebagian besar karena kampanye nostalgia lokal di media sosial.
Membuat Playlist Eksklusif: Nostalgia yang Menginspirasi Untuk menikmati fenomena ini, kami telah menyiapkan playlist eksklusif:
Kate Bush - “Running Up That Hill”
Fleetwood Mac - “Dreams”
Iwan Fals - “Bento”
Didi Kempot - “Sewu Kutho”
Bee Gees - “Stayin' Alive”
Queen - “Bohemian Rhapsody”
Bagaimana Anda Bisa Ikut Tren Ini?
Kreator Konten: Gunakan lagu-lagu lawas dalam video Anda untuk menarik perhatian audiens lintas generasi.
Penikmat Musik: Cari tahu sejarah di balik lagu yang Anda dengar. Ini dapat memperkaya pengalaman mendengarkan Anda.
Pengusaha: Gunakan lagu nostalgia dalam kampanye pemasaran untuk menciptakan ikatan emosional dengan audiens Anda.
Nostalgia sebagai Kekuatan Sosial Lagu lawas yang kembali viral menunjukkan bagaimana emosi manusia dan teknologi dapat berkolaborasi untuk menciptakan tren. Dengan memahami psikologi di balik nostalgia dan peran algoritma media sosial, kita dapat lebih menghargai fenomena ini — atau bahkan menjadi bagian darinya. Jadi, lagu lawas apa yang paling membangkitkan kenangan Anda?
تعليقات