top of page

5 Manfaat dan resiko Indonesia bergabung dengan BRICS

Apa Itu BRICS?

BRICS adalah aliansi ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Didirikan pada tahun 2009, BRICS bertujuan untuk menciptakan keseimbangan terhadap dominasi Kelompok Tujuh (G7) yang terdiri dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman. Kini, dengan masuknya Indonesia, BRICS semakin memperluas pengaruhnya di panggung global.

Ilustrasi tangan berjabat di depan globe dan celengan retak dengan grafik ekonomi, menggambarkan manfaat dan risiko Indonesia bergabung dengan BRICS.
BRICS: Peluang besar atau tantangan berat untuk Indonesia? Cari tahu jawabannya dalam artikel kami!


Indonesia Resmi Bergabung Jadi Anggota Penuh BRICS: Apa Keuntungannya?

Pada Senin, 6 Januari 2025, Brasil secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia telah diterima sebagai anggota penuh BRICS, menggantikan status sebelumnya sebagai negara mitra. Pengumuman ini datang dari Brasil yang memegang posisi kepresidenan BRICS untuk tahun ini. Keanggotaan ini merupakan tonggak sejarah baru bagi peran Indonesia di panggung internasional. Lalu, apa saja yang perlu kita ketahui tentang dampak dan keuntungan dari status ini? Berikut penjelasan lengkapnya:


5 Manfaat dan resiko Indonesia bergabung dengan BRICS


Manfaat Indonesia Bergabung dengan BRICS

  1. Akses ke Pasar Non-TradisionalContoh Kasus: Sebelum bergabung, ekspor Indonesia ke Brasil hanya mencakup produk-produk seperti minyak kelapa sawit dan karet. Dengan BRICS, peluang membuka pasar baru untuk produk seperti elektronik dan tekstil menjadi lebih luas.Relevansi: Ini memperkuat daya saing Indonesia di pasar negara berkembang yang memiliki kebutuhan besar akan produk konsumsi dan bahan mentah.Value: Diversifikasi ekspor dapat mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.


  2. Diversifikasi Mitra EkonomiContoh Kasus: Ketika hubungan dagang Indonesia dengan Amerika Serikat terancam oleh perang dagang atau tarif impor, keanggotaan BRICS memberikan alternatif kemitraan ekonomi yang stabil, seperti dengan Rusia dan India.Relevansi: Diversifikasi mitra ekonomi mengurangi risiko kerugian akibat dinamika politik global.Value: Indonesia menjadi lebih mandiri dalam menjaga kestabilan ekonomi nasional.


  3. Akses ke Pendanaan Infrastruktur melalui New Development Bank (NDB)Contoh Kasus: Proyek kereta api cepat di Indonesia membutuhkan pendanaan tambahan. Dengan BRICS, NDB bisa menjadi sumber pembiayaan dengan bunga kompetitif.Relevansi: NDB sebagai alternatif bagi lembaga seperti IMF dan World Bank, yang seringkali memiliki persyaratan ketat.Value: Pendanaan yang lebih fleksibel membantu percepatan pembangunan infrastruktur.


  4. Peningkatan Daya Tawar GlobalContoh Kasus: Dalam konferensi perubahan iklim (COP), Indonesia bisa menggunakan status BRICS untuk memperkuat lobi internasional, terutama dalam isu pendanaan mitigasi perubahan iklim.Relevansi: Status BRICS memperkuat posisi Indonesia dalam forum global seperti G20 atau PBB.Value: Lebih banyak suara dalam pengambilan keputusan global.


  5. Kerja Sama di Bidang EnergiContoh Kasus: Rusia menawarkan teknologi nuklir murah untuk pembangkit listrik. Dengan hubungan di BRICS, transfer teknologi ini bisa difasilitasi dengan lebih mudah.Relevansi: Indonesia bisa mempercepat transisi energi tanpa bergantung pada negara Barat.Value: Efisiensi energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.


 

Tantangan dan Risiko

  1. Tekanan GeopolitikContoh Kasus: Bergabungnya Indonesia dengan BRICS mungkin memicu reaksi dari Amerika Serikat yang dapat memberlakukan tarif atau kebijakan lain yang merugikan ekspor Indonesia.Relevansi: Ketegangan geopolitik dapat memengaruhi stabilitas ekonomi.Value: Diplomasi aktif diperlukan untuk menjaga keseimbangan hubungan dengan negara-negara Barat.


  2. Kompleksitas DiplomatikContoh Kasus: Ketika India dan China berselisih, Indonesia perlu memainkan peran penengah untuk menjaga hubungan baik dengan kedua pihak.Relevansi: Konflik internal antar-anggota BRICS bisa memengaruhi stabilitas organisasi.Value: Indonesia dapat memperkuat citranya sebagai negara netral dan pemimpin diplomasi.


  3. Persaingan Ekonomi Antar-AnggotaContoh Kasus: Produk teknologi India lebih murah dibandingkan Indonesia, yang dapat mengurangi daya saing produk lokal.Relevansi: Persaingan antaranggota bisa menekan sektor tertentu di dalam negeri.Value: Perlu strategi peningkatan kualitas produk lokal untuk tetap kompetitif.


  4. Ketidakpastian Kebijakan Internal BRICSContoh Kasus: Jika terjadi perubahan kebijakan di Rusia terkait ekspor gas, Indonesia yang tergantung pada impor gas murah bisa terdampak.Relevansi: Ketidakpastian kebijakan di antara anggota BRICS memengaruhi stabilitas kerja sama.Value: Pentingnya diversifikasi sumber energi untuk menjaga ketahanan energi nasional.


  5. Keterbatasan Pengaruh AwalContoh Kasus: Indonesia mungkin hanya mendapatkan peran kecil dalam pengambilan keputusan penting di awal keanggotaan.Relevansi: Perlu waktu untuk membangun reputasi sebagai anggota berpengaruh.Value: Strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi Indonesia di BRICS.


Kesimpulan dan Nilai Tambah

Keanggotaan Indonesia di BRICS merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekonomi, politik, dan pengaruh global. Namun, tantangan yang ada memerlukan strategi cermat dan kolaborasi aktif untuk memastikan bahwa keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada risiko. Dengan mengoptimalkan peluang di BRICS, Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page